singgahlah dirumah kami...rumah kita semua..dan rumahnya Allah SWT, Wonokoyo RT 21 /05 Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo.......

Senin, 25 Agustus 2014

HUKUM MENDENGARKAN SYAIR-SYAIR ISLAM DIMASJID

Syair yang berisi pujian kepada kepada Allah, atau kepada Rasul-Nya , atau pembelaan terhadap Islam, dan yang memuat hal-hal yang benar merupakan sebuah kebaikan dan boleh didendangkan di dalam masjid.  Akan tetapi, jika syair tersebut berisi kalimat-kalimat cacian, pembelaan terhadap bid'ah yang sesat, ajakan kepada maksiat, maka ia adalah sesuatu yang buruk[1] dan tidak boleh didendangkan baik di dalam maupun di luar masjid.

            Suatu hari, (setelah Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam wafat), Hassan Ibn Tsabit melantunkan syair di dalam Masjid.  Sayyidina 'Umar Bin Khaththab yang menyaksikan perbuatannya segera menegur.  Melihat sikap Sayyidina 'Umar yang menegurnya, Hassan Ibn Tsabit pun berkata:

 كُنْتُ أُنْشِدُ فِيْهِ وَفِيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ

Dahulu aku pernah melantunkan syair di dalam Masjid dan di sanaada manusia yang jauh lebih baik darimu (Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam).  (HR Bukhari)

            Hassan kemudian menoleh kepada Abu Hurairah dan berkata, "Kusumpah engkau dengan Nama Allah, bukankah engkau mendengar Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:

أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ

"Belalah aku.  Duhai Allah, tolonglah (kuatkanlah) dia dengan Ruhul Qudus (Jibril)."

"Ya, benar" jawab Abu Hurairah. (HR Bukhari)

            Setelah mendengar jawaban Hassan, Sayyidina 'Umar kemudian membiarkannya dan tidak berani melarangnya.

Hassan Ibn Tsabit Bin Al-Mundzir Bin Haram Bin 'Amr Bin Zaid Manah Bin 'Adiy Bin 'Amr Bin Malik Bin Najjar, Al-Anshari Al-Khazraji An-Najjari.  Beliau merupakan salah seorang sahabat yang secara khusus diangkat oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam sebagai penyair beliau.  Bahkan Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam membuat mimbar khusus di dalam Masjid untuk Hassan.  Dari atas mimbar itulah Hassan melantunkan bait-bait syairnya memuji dan membela Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam .[2]

            Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:

إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ لاَ يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ

Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) akan senantiasa membantumu, selama engkau membela Allah dan Rasul-Nya.  (HR Muslim)
Penulis : kyaijawab.com

Senin, 11 Agustus 2014

Mukhadimah

Assalamu'alaikum Wr.Wb
     Alhamdulillah, puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam semoga disampaikan ke junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW. Kami menghaturkan terima kasih kepada tokoh-tokoh muslim dan seluruh elemen masyarakat pada umumnya yang telah memberikan inspirasi untuk terbentuknya organisasi Remas Masjid “ HIDAYATUL MUTTAQIN “.
Perlu kami sampaikan, bahwasannya dibentuknya Remas ini dimaksudkan untuk memperluas syiar islam secara umum, juga untuk media informasi dan komunikasi jama’ah Masjid  “ HIDAYATUL MUTTAQIN “.
     Kita merasa prihatin dengan kemunduran moral beragama di kalangan masyarakat saat ini khususnya generasi muda, kemunduran umat Islam tsb diakibatkan beberapa aspek, salah satunya adalah cara pandang  umat muslim melihat wujud agama itu sendiri, mereka hanya melihat pada sangkar tanpa melihat isinya. Umat Islam hanya melakukan ritual ibadah tanpa mengerti makna yang dikandung dalam ibadah tersebut. Terangnya, sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Pertanyaannya kenapa umat Islam rajin melaksanakan sholat tetapi masih banyak yang terjebak dalam perbuatan keji dan munkar. Karena umat Islam hanya tahu cara sholat, hanya tahu gerakan sholat tanpa mengerti maknanya, seharusnya mereka mengerti bahwa sholat itu adalah audensi terhadap Allah, sarana mendekatkan diri kepada Allah,  intinya adalah dzikir.
     Begitu pula dengan zakat, puasa dan ibadah haji harus mengerti intinya bukan hanya ritualnya. Sholat, zakat, puasa dan haji seharusnya berpengaruh kepada yang telah melaksanakanya. Kita merasa prihatin bahkan ironis karena banyak mesjid dipakai untuk kepentingan individu/kelompok dalam menggalang masa demi kepentingan sesaat yakni dipakai untuk ber-politik, yang seharusnya mesjid harus bersih dari segala kepentingan politik tersebut, mesjid seharusnya difungsikan untuk ibadah mendekatkan diri kepada Allah, menjadi sarana pendidikan generasi muda muslim dan menjadi pembangunan moral dan spiritual umat muslim.
     Pada kesempatan ini, kami mengajak seluruh  umat Islam bersatu dan jangan bercerai berai, Sekarang yang terjadi antara umat Islam yang satu dengan yang lain saling sikut, saling memojokkan, yang atas tekan yang bawah, yang bawah jatuhkan yang diatas dan seterusnya. Umat Islam harusnya bersatu padu untuk kepentigan Islam secara keseluruhan bukan untuk kepentingan pribadi-pribadi atau golongan-golongan. Mari kita jadikan Mesjid sebagai sarana pemersatu umat, dan mari kita yakinkan kepada seluruh kalangan masyarakat bahwa Mesjid adalah tempat kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mesjid merupakan tempat dimana seluruh umat dapat bersatu padu mengembangkan dan menyebarkan syiar islam untuk keridhaan Allah SWT.
Wassalam


Remas Masjid “ HIDAYATUL MUTTAQIN “