singgahlah dirumah kami...rumah kita semua..dan rumahnya Allah SWT, Wonokoyo RT 21 /05 Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo.......

Sabtu, 29 Oktober 2016

PERTANGGUNGJAWABAN SANG PEMIMPIN


Pertanggungjawaban Sang Pemimpin

KH Ahmad Imam Mawardi
Pertanggungjawaban Sang Pemimpin
UMAR bin Khattab, khalifah kedua dalam sejarah politik Islam, pernah ditanya seseorang mengapa tidak membuat kiswah (kain tutup pembungkus) kabah yang mulia itu. Beliau menjawab: Urusan perut rakyat saya adalah lebih penting dibandingkan urusan pembungkus kabah. Ternyata, pemimpin cerdas mulia itu harus memprioritaskan kebutuhan primer rakyatnya ketimbang kebutuhan sekunder, apalagi tersier.

Prinsip kepemimpinan seperti yang dipegang Umar bin Khattab ini sepertinya sudah banyak dilupakan oleh para pemimpin kini yang sangat menggebu-gebu membuat bangunan tinggi di tengah kebanyakan rakyatnya berkemampuan ekonomi rendah, berlomba membangun tempat wisata mata di tengah kesibukan rakyatnya mencari sesuap nasi. Lalu, pembangunan itu untuk siapa dan rakyat yang mana?

Umar bin Abdul Aziz, sang Khalifah kelima yang melegenda kesederhanaan dan kejujurannya dalam mengemban amanah sebagai kepala negaraitu, berkata kepada para pejabatnya: Taburkanlah biji-bijian di atas bukit, jangan sampai ada burung yang kekurangan makanan. Apa kata Allah nanti jika ada burung-burung kelaparan di negeri Islam. Dalam kepemimpinannya, tak boleh ada burung yang kelaparan,apalagi rakyat yang bernama manusia.

Di kali yang lain, beliau berkata kepada Sulaiman bin Abdul Malik, salah satu pejabat di pemerintahannya: Sekarang mereka itu rakyatmu, namun bisa jadi nanti dihadapan Allah mereka akan menjadi musuhmu. Kalimat ini sangat menggetarkan hati dan betul-betul akan menjadi pegangan hidup yang menjauhkan diri dari sikap khianat dan dzalim pada rakyat. Perhatiannya kepada rakyat sangatlah luar biasa dan rasa tanggung jawabnya begitu besar. Inilah yang menjadikan kepemimpinannya diabadikan dengan baik dalam sejarah.

Pertanggungjawaban kepemimpinan di hadapan Allah akan menanamkan kewaspadaan lebih dibandingkan dengan pertanggungjawaban di hadapan manusia. Tidak ada loby, suap dan kongkalikong yang bisa menambahkurangi data dan fakta yang tercatat di catatan amal. Semuanya pasti dimintai pertanggungjawaban.

Semakin besar amanah maka semakin bersar pertanggungjawabannya. Pemimpin yang tidak menunaikan amanahnya dengan baik harus bersiap diri berhadapan dengan mantan rakyatnya yang merasa dikhianati dan didzalimi. Begitulah kira-kira syarah (penjelasan) kata-kata sang Khalifah di atas.

Pantas kalau kita baca dalam sejarah kepemimpinan orang-orang terpilih senantiasa dipenuhi dengan kehati-hatian, kerendahhatian, kesederhanaan dan kebijaksanaan. Bagaimana Nabi Sulaiman menanyakan keberadaan dan menunggu kedatangan burung hudhud yang tidak berkumpul bersama di saat harus berkumpul adalah contoh dari pengetahuan seorang pemimpin pada rakyatnya, walau hanya sekecil burung hudhud.

Bagaimana Nabi Sulaiman tidak langsung menghukum hudhud melainkan meminta penjelasan dan keterangannya adalah potret kebijaksanaan seorang pemimpin untuk mendengar suara rakyatnya jelata. Orang bijak pasti berkeyakinan bahwa kebenaran bukan monopoli kaum sarjana, melainkan bisa juga dari kalangan pendidikan rendah tapi memiliki hati yang bersih yang senantiasa naik ke langit yang tinggi.

Ketika Umar bin Khattab yang terkenal tinggi besar dan garang, yang dalam hadits disebutkan bahwa ketika syetan berpapasan dengan Umar maka syetan itu akan mencari jalan lain karena takut bertemu Umar, adalah pribadi yang lembut ketika berhadapan dengan kebenaran. Beliau berani membatalkan proyek pembangunan di suatu wilayah kekuasaannya ketika ada seorang rakyat kecil yang merasa terdzalimi dengan pembangunan itu mengadukan rencana penggusuran gubuk kecilnya.


Kisah lain menceritakan Umar bin Khattab memeluk seorang anak yang tidak lari menjauh dari Umar sementara teman-temannya yang lain berlarian karena takut. Umar bertanya kepada anak kecil itu:Kenapa engkau tidak lari? Anak kecil itu menjawab: Mengapa aku harus lari, sementara saya tidak berbuat kesalahan. Pelukan Umar adalah lambang perlindungan pemimpin pada orang-orang yang tidak bersalah.

Kisah-kisah di atas adalah sebagian dari setumpuk kisah orang-orang yang menjaga amanah dalam kepemimpinannya. Menjalankan tugas sesuai dengan yang diamanahkan adalah sesuatu yang esensial dalam membangun tatanan masyarakat yang madani. Sangat terbuka pintu pengkhianatan atas amanah itu, karena Allah memerintahkan manusia untuk senantiasa memberikan amanah itu kepada yang berhak sebagaimana yang disebutkan dalam QS 3: 58, satu-satunya ayat yang diturunkan di dalam kabah menurut suatu riwayat.

Fazlur Rahman, dosennya beberapa sarjana Indonesia yang belajar di University of Chicago dan McGill University, dalam bukunya Key Etical Concepts of the Quran menyatakan bahwa amanah adalah kata yang secara harfiyah bermakna tempat penyimpanan yang aman, Ia seakar dengan kata iman (percaya) dan aman (terlindungi).

Hal ini bermakna bahwa orang yang amanah akan senantiasa berada dalam posisi aman, dan yang bisa memikul amanah dengan baik adalah hanya orang-orang yang beriman. Karena itulah maka pesan-pesan amanah para Nabi, sahabat dan ulama masa lalu senantiasa dikaitkan dengan keimanan. Al-Ghazali dalam kitab politiknya yang berjudul Al-Tibr al-Masbuq fi Nasihat al-Muluk memulai uraian kitabnya dengan bab iman.

Kata amanah, yang lawan katanya adalah khianah, menempati banyak konteks, mulai dari konteks hukum, ekonomi, sosial sampai pada konteks politik. Amanah bisa berarti keyakinan untuk tetap berpegang pada aturan hukum, kepercayaan yang dalam konteks ekonomi dan sosial dibahasa Inggriskan menjadi konsep trustatau kontrak sebagaimana istilah le contract sociale yang dipolulerkan Jean-Jacques Rousseau, serta bisa juga bermakna kesepakatan politik (kontrak politik) sebagaimana sering terdengar akhir-akhir ini.

Tidak berlebihan kalau penafsir-penafsir kontemporer menyatakan bahwa kehidupan ini sesungguhnya penuh dengan amanah dan karenanya maka kehidupan ini akan menjadi teratur dan tertata manakala dipimpin oleh orang-orang yang jujur dan memiliki kulaifikasi (skill) yang memadahi. Rasulullah Muhammad bersabda dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim: Ketika sebuah urusan dipasrahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.

Yang harus menjadi perenungan juga adalah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa akan datang suatu masa yang pada masa itu orang yang amanah dianggap bohong dan khianat sementara orang yang khianat malah dipercaya yang diberikan jabatan. Ketika tiba masa dengan fenomena seperti ini, maka itulah tanda-tanda akhir zaman mulai tiba. Penjara tidak lagi menjadi pemasti kesalahan seseorang, sebagaimana kebebasan, jabatan dan gelar bukan lagi pemasti kemuliaan pribadi seseorang.

Ketika pemilihan pemimpin dan wakil rakyat banyak terbukti dikotori dengan politik uang, ujian nasional sekolah diracuni kebocoran soal dan perjokian, ketika mutasi jabatan dihargai dengan sejumlah uang maka bagaimana mungkin bisa dibedakan antara pemimpin dan penguasa, antara wakil rakyat dan wakil uang, antara murid pandai dan murid bodoh, antara pejabat yang berkualitas dan pejabat yang beruang saja? Pertanyaan lanjutannya adalah layakkah orang yang khianat mengungguli posisi orang yang amanah? Pertanyaan terakhir adalah kemana larinya hati nurani?

Kita percaya bahwa masih banyak orang yang jujur dan amanah sebagaimana kita masih percaya bahwa kebenaran dan kejujuran pasti suatu saat akan menang. Tetapi berdiam diri dan membiarkan pengkhianatan tetap berlangsung bukanlah sikap yang bijaksana, melainkan sebagai potret ketidakberdayaan diri secara mental dan intelektual untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Sudah saatnya secara bersama-sama bersuara untuk perubahan menuju yang lebih baik, bukan sebagai kalimat yang dijargonkan untuk mengelabui perasaan rakyat, melainkan sebagai kalimat yang didasarkan pada keikhlasan berkorban atas nama terwujudnya kemaslahatan. Upaya ini harus dimulai dari kehendak untuk membuka hati, mata dan telinga guna merasa, mendengar dan melihat apa yang sesungguhnya telah terjadi, bukan hanya atas dasar katanya yang saat ini terlalu banyak berisikan kebohongan. [*]

Kamis, 26 Februari 2015

Keutamaan Malam dan Hari Jum'at

   Hari Jumat adalah hari yang memiliki arti yang sangat istimewa bagi ummat Islam karena merupakan hari raya bagi mereka. Sangat banyak hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan hari Jumat dibandingkan dengan hari-hari yang lain.
    Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata:" Hari Jumat adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jumat seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan".
Apa sajakah keutamaan hari Jum'at?
* Hari Jum'at adalah hari terbaik dibandingkan hari-hari yang lain
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : » خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ
آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ « رواه مسلم
    Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda:" Hari terbaik di mana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat".
* Di dalamnya terdapat waktu mustajab untuk berdoa
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ : « فِيهِ سَاعَةٌ لَا
يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ » وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
   Abu Hurairah berkata Rasulullah saw pernah bersabda:" Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah mengisyaratkan dengan tangan beliau sebagai gambaran akan sedikitnya waktu itu" (H.R  Muttafaqun Alaih)
   Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu mustajab tersebut,akan tetapi Imam Ibnu Qayyim Al Jauziah mengatakan:" Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat jum'at. Kedua, sesudah Ashar hingga terbenamnya matahari, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi.
   Imam Muhammad Al-Baqir berkata: "Allah swt memerintahkan kepada Malaikat agar pada setiap malam Jum'at ia menyeru dari bawah Arasy dari awal malam hingga akhir malam: Tidak ada seorang pun hamba mukmin yang berdoa kepada-Ku untuk keperluan akhirat dan dunianya sebelum terbit fajar kecuali Aku mengijabahnya, tidak ada seorang pun mukmin yang bertaubat kepada-Ku dari dosa-dosanya sebelum terbit fajar kecuali Aku menerima taubatnya, tidak ada seorang pun mukmin yang sedikit rizkinya lalu ia memohon kepada-Ku tambahan rizkinya sebelum terbit fajar kecuali Aku menambah dan meluaskan rizkinya, tidak ada seorang pun hamba mukmin yang sedang sakit lalu ia memohon kepada-Ku untuk kesembuhannya sebelum terbit fajar kecuali Aku memberikan kesembuhan, tidak ada seorang hamba mukmin yang sedang kesulitan dan menderita lalu ia memohon kepada-Ku agar dihilangkan kesulitannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menghilangkannya dan menunjukkan jalannya, tidak ada seorang pun hamba yang sedang dizalimi lalu ia memohon kepada-Ku agar Aku mengambil kezalimannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menolongnya dan mengambil kezalimannya; Malaikat terus-menerus berseru hingga terbit fajar."
* Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
   Imam Ibnu Qayyim berkata:" Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya".Sedangkan hadits dari Sahabat Kaab menjelaskan:" Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)
* Pada har tersebut Allah SWT menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
*Merupakan hari raya yang berulang setiap pekan
. عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ جَعَلَهُ اللَّهُ
لِلْمُسْلِمِينَ فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ منه و عليكم بالسواك
   Sahabat Ibnu Abbas berkata : Rasulullah saw bersabda: "Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jumat hendaklah mandi terlebih dahulu, jika ia memiliki wangi-wangian maka hendaknya dia memakainya dan bersiwaklah” (HR. Ibnu Majah dan haditsnya dinyatakan hasan oleh Al Albani) "
* Merupakan hari dihapuskannya dosa-dosa
   Sahabat Salman Al Farisi berkata : Rasulullah saw bersabda:" Siapa yang mandi pada hari Jumat, bersuci   sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jumat". (HR. Bukhari).
* Orang yang berjalan untuk shalat Jumat akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan
   pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
  Rasulullah saw telah bersabda:" Siapa yang mandi pada hari Jumat, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah''. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).
* Wafat pada malam hari Jumat atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
« مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ » (رواه الترمذي وأحمد)
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah y bersabda:Setiap muslim yang mati pada siang hari Jumat atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur. (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).
*Hari Kiamat terjadi pada hari Jumat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : » خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ
آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ « رواه مسلم
Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat; padanya Adam diciptakan, dimasukkan ke surga dan juga dikeluarkan darinya serta kiamat tidak terjadi melainkan pada hari Jumat” (HR. Muslim)
    Demikanlah diantara keutamaan hari dan malam jum'at,selain itu ada beberapa amalan yaang sunnah untuk dilaksanakan pada waktu tersebut.Diantaranya adalah:
1. Membaca surat As Sajadah di rakaat pertama dan Al Insan di rakaat kedua pada saat sholat shubuh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِـ”ألم
تَنْزِيلُ” فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى وَفِي الثَّانِيَةِ “هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنْ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا”
Dari Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam membaca pada shalat shubuh di hari Jumat Alif Laam Miim Tanzil (surat As Sajdah) di rakaat pertama dan Hal Ataa ‘alal Insan Hiinun Min Ad Dahr Lam Yakun Syaian Madzkuura (surat Al Insan) (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Memperbanyak shalawat kepada Nabi
عنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : » إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ
آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالَ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ يَقُولُونَ بَلِيتَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى
الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والنسائي وابن ماجه وأحمد)
Dari Aus bin Aus radhiyallohu anhu berkata Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya hari yang afdhal bagi kalian adalah hari Jumat; pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, pada hari tu juga sangkakala (pertanda kiamat) ditiup dan padanya juga mereka dibangkitkan, karena itu perbanyaklah bershalawat kepadaku karena shalawat kalian akan ditunjukkankan kepadaku” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat yang kami ucapkan untukmu bisa ditunjukkankan padamu sedangkan jasadmu telah hancur ?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bagi tanah untuk memakan jasad para nabi” (HR. Abu Daud, Nasaai, Ibnu Majah dan Ahmad dengan sanad yang shohih)
Rasulullah saw bersabda : “Perbanyaklak membacakan sholawat untukku pada hari Jum’at, karena sholawat dari umatku itu akan dipersembahkan kepadaku pada setiap hari Jum’at. Barangsiapa yang paling banyak persembahan sholawatnya, maka ia adalah orang yang lebih dekat kedudukannya di sisiku.”
Rasulullah saw bersabda :
“Perbanyaklah membacakan sholawat untukku pada hari dan malam Jum’at. Barangsiapa melaksanakannya, maka aku akan menjadi saksi dan penolong (syafi’) nya pada hari kiamat.”
Rasulullah saw bersabda :
“Perbanyaklah membacakan sholawat untuk nabimu semua pada malam yang penuh pesona dan hari yang berbunga-bunga (hari dan malam Jum’at).”
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa membacakan sholawat untukku seratus kali pada hari Jum’at, maka kesalahan-kesalahannya selama delapan puluh tahun akan diampuni.”
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa membacakan sholawat untukku seribu kali pada hari Jum’at, maka ia tidak akan mati sebelum melihat surga, tempat tinggalnya.”
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa membacakan sholawat untukku pada hari Jum’at, maka sholawat itu akan menjadi syafa’at baginya besok di hari kiamat.”
Diriwayatkan dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik ra berkata : ketika saya berdiri di hadapan Rasulullah saw, baliau bersabda :
“Barangsiapa membacakan sholawat untukku delapan puluh kali pada hari Jum’at, maka dosa-dosanya selama delapan puluh tahun akan diampuni.” Rasulullah saw kemudian ditanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya membaca sholawat untukmu?” Jawab Rasulullah : “Bacalah : “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa nabiyyika wa rasulika an-nabiyyil ummiyyi.” Artinya : “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad seorang hamba, nabi dan utusan-Mu yang ummi.”
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa bershalat ‘Ashar pada hari Jum’at kemudian sebelum berdiri meninggalkan shalatnya membaca : “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin-nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallim tasliimaan katsiira.” Artinya : Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Muhammad seorang nabi yang ummi dan untuk keluarga serta para sahabatnya, dan damaikanlah dengan kedamaian yang sesungguhnya,” delapan puluh kali, maka dosa-dosanya selama delapan puluh tahun akan diampuni dan dituliskan pahala ibadah selama delapan puluh tahun untuknya.”
Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya di sisi Allah SWT ada malaikat-malaikat yang diciptakan dari cahaya. Mereka tidak akan turun kecuali hanya pada malam dan hari Jum’at. Tangan-tangan mereka memegang pena yang terbuat dari emas dan lembaran-lembaran kertas yang terbuat dari cahaya. Mereka tidak menulis kecuali shalawat untuk Nabi saw.”
Al-Hafidz as-Sakhawi berkata, Imam asy-Syafi’I ra berkata : “Saya suka memperbanyak bacaan shalawat untuk Nabi saw, terutama pada malam dan hari Jum’at.”
Ibnu Hajar dalam kitabnya, ad-Durr al-Mandhud mengutip perkataan salah seorang ulama, bahwa menyibukan diri dengan membaca shalawat untuk Nabi saw pada hari dan malam Jum’at lebih besar pahalanya daripada menyibukan diri dengan membaca al-Qur’an kecuali surat al-Kahfi, karena adanya nash hadis yang menganjurkan untuk membacanya pada hari dan malam Jum’at.
Dalam kitab al-Mawahib al-Ladunniyyah, al-‘Allamah al-Qishthilani menyatakan : “Jika anda bertanya, apakah hikmah di balik pengistimewaan memperbanyak bacaan shalawat untuk Nabi saw pada hari dan malam Jum’at, maka Ibn al-Qayyim memberikan jawaban : Karena Nabi saw adalah tuan (sayyid) bagi sekalian manusia dan hari Jum’at adalah tuan (sayyid) bagi hari-hari yang lain.
Shalawat memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh amal yang lain. Hal ini karena setiap kebaikan yang diperoleh umatnya di dunia dan akhirat hanya akan dicapai melalui nama beliau saw, maka Allah SWT menyatukan kebaikan dunia dan akhirat bagi umatnya, sementara kemuliaan (karomah) yang teragung dianugerahkan mereka pada hari Jum’at, karena pada hari itulah Allah SWT memasukan mereka pada tempat-tempat tinggal dan istana-istana mereka di surga.
Marilah kita semua menjadikan shalawat sebagai wirid disamping membaca al-Qur’an yang harus kita baca setiap hari.
Ada sunah yang dianjurkan pada hari Jumat. Sayyid Sabiq dalam bukunya, Rqih Sunnah mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim. Abu Dawud. dan Nasai. Rasulullah menyatakan, hari yang paling utama adalah Jumat. Pada hari itu. Adam diciptakan. Pada hari tersebut ia juga dicabut rohnya.
Pada Jumat, ujar Rasul, sangkalala ditiup dan semua manusia dimatikan. Karena itu, perbanyaklah shalawat atasku dan bacaanmu itu akan disampaikan kepadaku." ujar beliau. Lalu, para sahabat bertanya bagaimana shalawat tersebut sampai kepada beliau padahal saat itu pasti jasadnya telah hancur luluh.
"Sesungguhnya, Allah telah melarang bumi untuk memakan jasad para nabi," demikian sabda Nabi Muhammad SAW menjawab pertanyaan sahabat-saha-batnya itu. Ibnu Qayyim menyatakan, memperbanyak bacaan shalawat atas Nabi Muhammad pada hari dan malam Jumat disunahkan.
Ia memperteguh pendapatnya ini dengan menyatakan bahwa Rasulullah menyatakan hal itu. "Perbanyaklah membaca shalawat atasku pada hari Jumat dan pada malamnya." Menurut Ibnu Qayyim, hal ini tepat karena Rasulullah adalah pemimpin umat dan Jumat merupakan pemimpin seluruh hari dalam satu minggu.
Dengan demikian, membaca shalawat merupakan keutamaan yang tidak terdapat pada hari-hari lainnya. Di samping itu, di antara hikmah lainnya adalah semua kebaikan umat Muhammad di dunia dan akhirat, sebenarnya terletak di dalam genggamannya. Melalui beliau. Allah mencurahkan kepada umatnya kebaikan di dunia dan akhirat.
Kemuliaan terbesar yang bisa diraih, ujar dia, adalah pada Jumat. Pada hari tersebut, doa yang dipanjatkan juga tak akan ditolak. Semua itu dapat diraih oleh umat karena adanya bimbingan dari Nabi Muhammad. Sebagai tanda terima kasih, kata dia, hendaklah memperbanyak shalawat untuk beliau.
3. Membaca surat Al Kahfiِ
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ »
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum’at.”
عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ » وفي رواية ـ من آخر سورة الكهف ـ
Dari Abu Darda’ radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal. Dan di dalam riwayat lain disebutkan: “(sepuluh ayat terakhir) dari surat Al-Kahfi.”
Dan di dalam hadits lain dijelaskan maksud daripada perlindungan dan penjagaan dari fitnah Dajjal ialah sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ [ فَإِنَّهَا جِوَارُكُمْ مِنْ فِتْنَتِهِ ]
“…maka barangsiapa di antara kalian yang menjumpai Dajjal, hendaknya ia membacakan di hadapannya ayat-ayat pertama surat Al-Kahfi, karena ayat-ayat tersebut (berfungsi) sebagai penjaga kalian dari fitnahnya.”
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « من قرأ سورة الكهف كما أنزلت ، كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ، ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه ، ومن توضأ ثم قال : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، كَتَبَ فِي رَقٍّ ثُمَّ طُبِعَ بِطَابَعٍ فَلَمْ يُكْسَرْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi sebagaimana diturunkannya, maka surat ini akan menjadi cahaya baginya pada hari Kiamat dari tempat tinggalnya hingga ke Mekkah. Dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terkahir dari surat Al-Kahfi lalu Dajjal keluar (datang), maka Dajjal tidak akan membahayakannya. Dan barangsiapa berwudhu lalu ia mengucapkan;
“SUBHAANAKALLOHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA” (artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq diibadahi selain Engkau, aku memohon ampunan dan aku bertaubat kepada-Mu), maka ia akan ditulis pada lembaran putih yang bersih, kemudian dicetak dengan alat cetak yang tidak akan robek sampai hari Kiamat.”

Senin, 25 Agustus 2014

HUKUM MENDENGARKAN SYAIR-SYAIR ISLAM DIMASJID

Syair yang berisi pujian kepada kepada Allah, atau kepada Rasul-Nya , atau pembelaan terhadap Islam, dan yang memuat hal-hal yang benar merupakan sebuah kebaikan dan boleh didendangkan di dalam masjid.  Akan tetapi, jika syair tersebut berisi kalimat-kalimat cacian, pembelaan terhadap bid'ah yang sesat, ajakan kepada maksiat, maka ia adalah sesuatu yang buruk[1] dan tidak boleh didendangkan baik di dalam maupun di luar masjid.

            Suatu hari, (setelah Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam wafat), Hassan Ibn Tsabit melantunkan syair di dalam Masjid.  Sayyidina 'Umar Bin Khaththab yang menyaksikan perbuatannya segera menegur.  Melihat sikap Sayyidina 'Umar yang menegurnya, Hassan Ibn Tsabit pun berkata:

 كُنْتُ أُنْشِدُ فِيْهِ وَفِيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ

Dahulu aku pernah melantunkan syair di dalam Masjid dan di sanaada manusia yang jauh lebih baik darimu (Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam).  (HR Bukhari)

            Hassan kemudian menoleh kepada Abu Hurairah dan berkata, "Kusumpah engkau dengan Nama Allah, bukankah engkau mendengar Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:

أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ

"Belalah aku.  Duhai Allah, tolonglah (kuatkanlah) dia dengan Ruhul Qudus (Jibril)."

"Ya, benar" jawab Abu Hurairah. (HR Bukhari)

            Setelah mendengar jawaban Hassan, Sayyidina 'Umar kemudian membiarkannya dan tidak berani melarangnya.

Hassan Ibn Tsabit Bin Al-Mundzir Bin Haram Bin 'Amr Bin Zaid Manah Bin 'Adiy Bin 'Amr Bin Malik Bin Najjar, Al-Anshari Al-Khazraji An-Najjari.  Beliau merupakan salah seorang sahabat yang secara khusus diangkat oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam sebagai penyair beliau.  Bahkan Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam membuat mimbar khusus di dalam Masjid untuk Hassan.  Dari atas mimbar itulah Hassan melantunkan bait-bait syairnya memuji dan membela Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam .[2]

            Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:

إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ لاَ يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ

Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) akan senantiasa membantumu, selama engkau membela Allah dan Rasul-Nya.  (HR Muslim)
Penulis : kyaijawab.com

Senin, 11 Agustus 2014

Mukhadimah

Assalamu'alaikum Wr.Wb
     Alhamdulillah, puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam semoga disampaikan ke junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW. Kami menghaturkan terima kasih kepada tokoh-tokoh muslim dan seluruh elemen masyarakat pada umumnya yang telah memberikan inspirasi untuk terbentuknya organisasi Remas Masjid “ HIDAYATUL MUTTAQIN “.
Perlu kami sampaikan, bahwasannya dibentuknya Remas ini dimaksudkan untuk memperluas syiar islam secara umum, juga untuk media informasi dan komunikasi jama’ah Masjid  “ HIDAYATUL MUTTAQIN “.
     Kita merasa prihatin dengan kemunduran moral beragama di kalangan masyarakat saat ini khususnya generasi muda, kemunduran umat Islam tsb diakibatkan beberapa aspek, salah satunya adalah cara pandang  umat muslim melihat wujud agama itu sendiri, mereka hanya melihat pada sangkar tanpa melihat isinya. Umat Islam hanya melakukan ritual ibadah tanpa mengerti makna yang dikandung dalam ibadah tersebut. Terangnya, sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Pertanyaannya kenapa umat Islam rajin melaksanakan sholat tetapi masih banyak yang terjebak dalam perbuatan keji dan munkar. Karena umat Islam hanya tahu cara sholat, hanya tahu gerakan sholat tanpa mengerti maknanya, seharusnya mereka mengerti bahwa sholat itu adalah audensi terhadap Allah, sarana mendekatkan diri kepada Allah,  intinya adalah dzikir.
     Begitu pula dengan zakat, puasa dan ibadah haji harus mengerti intinya bukan hanya ritualnya. Sholat, zakat, puasa dan haji seharusnya berpengaruh kepada yang telah melaksanakanya. Kita merasa prihatin bahkan ironis karena banyak mesjid dipakai untuk kepentingan individu/kelompok dalam menggalang masa demi kepentingan sesaat yakni dipakai untuk ber-politik, yang seharusnya mesjid harus bersih dari segala kepentingan politik tersebut, mesjid seharusnya difungsikan untuk ibadah mendekatkan diri kepada Allah, menjadi sarana pendidikan generasi muda muslim dan menjadi pembangunan moral dan spiritual umat muslim.
     Pada kesempatan ini, kami mengajak seluruh  umat Islam bersatu dan jangan bercerai berai, Sekarang yang terjadi antara umat Islam yang satu dengan yang lain saling sikut, saling memojokkan, yang atas tekan yang bawah, yang bawah jatuhkan yang diatas dan seterusnya. Umat Islam harusnya bersatu padu untuk kepentigan Islam secara keseluruhan bukan untuk kepentingan pribadi-pribadi atau golongan-golongan. Mari kita jadikan Mesjid sebagai sarana pemersatu umat, dan mari kita yakinkan kepada seluruh kalangan masyarakat bahwa Mesjid adalah tempat kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mesjid merupakan tempat dimana seluruh umat dapat bersatu padu mengembangkan dan menyebarkan syiar islam untuk keridhaan Allah SWT.
Wassalam


Remas Masjid “ HIDAYATUL MUTTAQIN “ 

Minggu, 15 Juni 2014

STRUKTUR ORGANISASI REMAS


STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS DAN WEWENANG,DAN SUSUNAN PENGURUS REMAJA MASJID HIDAYATUL MUTTAQIN

STRUKTUR ORGANISASI
·        Ketua dan wakil ketua
·        Sekretaris dan wakil sekretaris
·        Bendahara dan wakil bendahara

TUGAS DAN WEWENANG
I.  KETUA UMUM
a.  Memimpin organisasi REMAS dengan baik dan bijaksana
b.  Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan  
c.   Memimpin Rapat harian kepengurusan
d.  Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
e.  Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan
f.    Menandatangani setiap surat yang keluar.

II. WAKIL KETUA
a.  Bersama – sama ketua menetapkan kebijaksanaa
b.  Memberikan saran kepada Ketua dalam rangka mengambil keputusan
c.   Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya
d.  Menggantikan tugas Ketua bila Ketua berhalangan hadir.

III.   SEKRETARIS UMUM
a.   Memberi masukan kepada Ketua dalam mengambil keputusan
b.  Mendampingi ketua dalam memimpin rapat
c.   Mendata dan menyimpan biodata anggota REMAS
d.  Menyimpan seluruh surat serta arsip yang berhubungan dengan pengurus atau panitia pelaksana kegiatan
e.  Bertanggung jawab atas tertib administrasi dan kesekretariatan REMAS
f.    Bertindak sebagai Notulen dalam setiap rapat
g.  Menyiapkan laporan, surat,hasil rapat, dan evaluasi kegiatan.

IV.  WAKIL SEKRETARIS
a.  Membantu sekretaris umum dalam melaksanakan tugasnya
b.  Menggantikan tugas sekretaris umum bila sekretaris umum berhalangan hadir.

V.    BENDAHARA UMUM
a.  Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukandan pengeluaran uang / biaya yang diperlukan
b.  Membuat tanda bukti / kwitansi setiap pemasukan atau pengeluaran uang
c.   Bertanggung jawab atas inventarisasi dan perbendaharaan
d.  Menyampaikan laporan keuangan secara berkala
e.  Meminta laporan keuangan dari setiap departemen atau panitia pelaksana kegiatan.

VI.  WAKIL BENDAHARA
a.  Membantu bendahara umum dalam melaksanakan tugasnya
b.  Menggantikan tugas bendahara umum bila bendahara umum berhalangan hadir.

TUGAS DAN WEWENANG BIDANG SEKSI

a.      BIDANG SEKSI DAKWAH DAN SYIAR ISLAM
a.  Membuat program agenda kegiatan PHBI
b.  Mengadakan kegiatan mingguan, bulanan, dan tahunan
c.   Mengadakan kegiatan  kegiatan yang berhubungan dengan dakwah dan syiar islam.
                                                                                                  
b.      BIDANG SEKSI SOSIAL DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
a.  Mengadakan kegiatan bhakti sosial
b.  Mengkoordinir anggota dalam menjenguk dan membantu warga yang sakit atau meninggal dunia.

c.      BIDANG SEKSI SENI DAN BUDAYA
a.  Melestarikan kesenian daerah yang berhubungan dengan islami
b.  Memberikan pembelajaran kepada generasi muda tentang kesenian daerah
c.   Mengadakan pelatihan rutin.

d.      BIDANG SEKSI KOMUNIKASI
a.  Membuat dan mengembangkan Homepage REMAS HIDAYATUL MUTTAQIN
b.  Membuat dan mengkoordinir mading
c.   Mendistribusikan undangan.

e.      BIDANG SEKSI KEWANITAAN
a.  Mengadakan  kegiatan ketrampilan keputrian.
b.  Menyelenggarakan pengajian khusus putri.


SUSUNAN PENGURUS
REMAJA MASJID HIDAYATUL MUTTAQIN

PELINDUNG             : - Kepala Dusun Wonokoyo
                                      - Perangkat Desa kloposepuluh
                                      - Pengurus takmir masjid HIDAYATUL MUTTAQIN
PENASEHAT           : - ketua takmir KH. CHUSNAN
-   Pengurus Takmir Masjid HIDAYATUL MUTTAQIN

KETUA UMUM REMAS      : AGUS BUDIYANTO
WAKIL KETUA                     : HABIB AFIF. P

SEKRETARIS                      : FREDY. S
WAKIL SEKRETARIS         : MEI

BENDAHARA                      : NAFISATUL. N
WAKIL BENDAHARA         : ZIAK

BIDANG SEKSI

SEKSI DAKWAH DAN SYIAR ISLAM   
KOORDINATOR                                          : MOH. KHODIR
ANGGOTA                                                    : SUGENG, SUNAI

SEKSI SENI DAN BUDAYA                    
KOORDINATOR                                          : KHOIRUL ANAM
ANGGOTA                                                    : - DODIK
                                                                          - BU. ENI

SEKSI SOSIAL DAN MASYARAKAT
KOORDINATOR                                          : KETUT WAHYUDI
ANGGOTA                                                    : SUDARMANTO


SEKSI KOMUNIKASI
KOORDINATOR                                          : NOVIANDINI.U.P
ANGGOTA                                                    : LUKMAN

SEKSI BIDANG PEREMPUAN
KOORDINATOR                                          : BU. WAKIAH
ANGGOTA                                                    : SITI SHOLIKHAH







                                                                                                            Sidoarjo, 29 Mei 2014
   MENGETAHUI

Text Box: KEPALA DUSUN WONOKOYO
KLOPOSEPULUH – SUKODONO
SIDOARJO





KHODISUN
Text Box:         KETUA REMAJA MASJID 
       ‘‘ HIDAYATUL MUTTAQIN ‘’



             AGUS BUDIYANTO
Text Box: KETUA TAKMIR MASJID
    ‘’HIDAYATUL MUTTAQIN‘’



KH. CHUSNAN